Penyakit Kuning Pada Bayi Baru Lahir

Penyakit kuning atau ikterus pada bayi baru lahir. Pengertian hiperbilirubinemia dan definisi ikterus. Simak di bawah ini.

Hiperbilirubinemia adalah keadaan transien yang sering ditemukan pada sebagian besar bayi cukup bulan (60-70%) dan pada hampir semua bayi prematur. Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa akibat penumpukan bilirubin dalam serum. Ikterus pada neonatus akan terlihat bila kadar bilirubin serum >5 mg/dL.

Ikterus Pada Bayi Baru Lahir

Penyebab hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia fisiologis
Kadar bilirubin tidak terkonjugasi (unconjugated bilirubin, UCB) pada neonatus cukup bulan dapat mencapai 6-8 mg/ dL pada usia 3 hari pertama, setelah itu berangsur turun. Peningkatan sampai 12 mg/ dL masih berada dalam batas fisiologis. Pada bayi prematur, kadar bilirubin dapat mencapai 10-12 mg/ dL pada hari ke-5 dan masih dapat naik menjadi >15 mg/ dL tanpa adanya kelainan tertentu. Kadar bilirubin akan mencapai < 2 mg/ dL setelah usia 1 bulan, baik pada bayi cukup bulan maupun prematur.

Ikterus fisiologis ini dapat disebabkan beberapa mekanisme:
1. Peningkatan produksi bilirubin, yang disebabkan oleh:
  • Peningkatan volume eritrosit dan masa hidup eritrosit yang singkat pada bayi (90 hari)
  • Peningkatan eritropoiesis inefektif

2. Peningkatan sirkulasi enterohepatik
3. Defek pengambilan bilirubin dari plasma darah
4. Defek konjugasi karena aktivitas uridin difosfat glukuronil transferase (UDPG-T) yang rendah
5. Penurunan ekskresi hepatik

Hiperbilirubinemia nonfisiologis
Ikterus nonfisiologis seringkali sulit dibedakan dengan ikterus fisiologis. Keadaan di bawah ini menandakan kemungkinan hiperbilirubinemia nonfisiologis dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut:
  • Onset ikterus sebelum usia 24 jam
  • Peningkatan bilirubin serum yang membutuhkan fototerapi (lihat Diagram 1)
  • Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dL/24 jam
  • Kadar bilirubin terkonjugasi >2 mg/dL
  • Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah, letargi, kesulitan minum, penurunan berat badan, apne, takipne, instablilitas suhu)
  • Ikterus yang menetap >1 minggu pada bayi cukup bulan atau >14 hari pada bayi prematur.


Faktor risiko terjadinya hiperbililrubinemia berat pada bayi usia gestasi ≥ 35 minggu

Untuk memahami faktor risikonya, silahkan amati gambar tabel di bawah ini.
Faktor risiko terjadinya hiperbililrubinemia berat pada bayi
Faktor risiko terjadinya hiperbililrubinemia berat pada bayi usia gestasi ≥ 35 minggu

Diagnosis Hiperbilirubinemia dan Ikterus (Penyakit Kuning)

Diagnosis
Anamnesis
  • Riwayat keluarga ikterus, anemia, splenektomi, sferositosis, defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD)
  • Riwayat keluarga dengan penyakit hati, menandakan kemungkinan galaktosemia, deifisiensi alfa-1-antiripsin, tirosinosis, hipermethioninemia, penyakit Gilbert, sindrom Crigler-Najjar tipe 1 dan II, atau fibrosis kistik
  • Riwayat saudara dengan ikterus atau anemia, mengarahkan pada kemungkinan inkompatibilitas golongan darah atau breast-milk jaundice
  • Riwayat sakit selama kehamilan, menandakan kemungkinan infeksi virus atau toksoplasma
  • Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi ibu yang berpotensi menggeser ikatan bilirubin dengan albumin (sulfonamida) atau mengakibatkan hemolisis pada bayi dengan defisiensi G6PD (sulfonamida, nitrofurantoin, antimalaria)
  • Riwayat persalinan traumatik yang berpotensi menyebabkan perdarahan atau hemolisis. Bayi asfiksia dapat mengalami hiperbilirubinemia yang disebabkan ketidakmampuan hati memetabolisme bilirubina atau akibat perdarahan intrakranial. Keterlambatan klem tali pusat dapat menyebabkan polisitemia neonatal dan peningkatan bilirubin.
  • Pemberian nutrisi parenteral total dapat menyebabkan hiperbilirubinemia direk berkepanjangan.
  • Menyusui: Harus dibedakan antara breast-milk jaundice dan breastfeeding jaundice.

  1. Breast-milk jaundice adalah ikterus yang disebabkan oleh air susu ibu (ASI). Insidens pada bayi cukup bulan berkisar 2-4%. Pada sebagian besar bayi, kadar bilirubin turun pada hari ke-4. Namun pada breast-milk jaundice, bilirubin terus naik, bahkan dapat mencapai 20-30 mg/dL pada usia 14 hari. Bila ASI dihentikan, bilirubin akan turun secara drastis dalam 48 jam. Bila ASI diberikan kembali, maka bilirubin akan kembali naik tetapi umumnya tidak akan setinggi sebelumnya. Bayi menunjukkan pertambahan berat badan yang baik, fungsi hati normal, dan tidak terdapat bukti hemolisis. Breast-milk jaundice dapat berulang (70%) pada kehamilan berikutnya (70%). Mekansime sesungguhnya yang menyebabkan Breast-milk jaundice belum diketahui, tetapi diduga disebabkan komponen tertentu dalam ASI yang mengganggu metabolisme bilirubin.
  2. Breastfeeding jaundice adalah ikterus yang disebabkan pemberian ASI yang tidak adekuat. Mekanisme yang diduga berperan dalam Breastfeeding jaundice adalah kurangnya asupan ASI yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik.


Pemeriksaan fisis
  • Ikterus dapat dideteksi secara klinis dengan cara mengobservasi warna kulit setelah dilakukan penekanan menggunakan jari. Ikterus dimulai dari kepala dan meluas secara sefalokaudal. Namun, inspeksi visual tidak dapat dijadikan indikator yang andal untuk memprediksi kadar bilirubin serum. Hal-hal yang harus dicari pada pemeriksaan fisis:
  • Prematuritas
  • Kecil masa kehamilan, kemungkinan berhubungan dengan polisitemia dan infeksi intrauterin
  • Mikrosefali, kemungkinan berhubungan dengan infeksi intrauterin
  • Perdarahan ekstravaskular, misalnya memar, sefalhematom
  • Pucat, berhubungan dengan anemia hemolitik atau kehilangan darah ekstravaskular
  • Petekie, berkaitan dengan infeksi kongenital, sepsis, atau eritroblastosis
  • Hepatosplenomegali, berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, atua penyakit hati
  • Omfalitis
  • Korioretinitis, berhubungan dengan infeksi kongenital
  • Tanda hipotiroid


Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang berikut terindikasi pada ikterus nonfisiologis:
  • Bilirubin serum total. Bilirubin serum direk dianjurkan untuk diperiksa bila ikterus menetap sampai usia >2 minggu atau dicurigai adanya kolestasis
  • Golongan darah, Rhesus, dan direct Coombs’ test dari ibu dan bayi untuk mencari penyakit hemolitik. Bayi dari ibu dengan Rhesus negatif harus menjalani pemeriksaan golongan darah, Rhesus, dan tes Coombs’ segera setelah lahir.
  • Darah perifer lengkap dan gambaran apusan darah tepi untuk melihat morfologi eritrosit dan ada tidaknya hemolisis
  • Hitung retikulosit
  • Pemeriksaan kadar enzim G6PD
  • Pada ikterus yang berkepanjangan, lakukan uji fungsi hati, pemeriksaan untuk mencari infeksi kongenital, sepsis, defek metabolik, atau hipotiroid.


Penatalaksanaan dan Pengobatan Hiperbilirubinemia dan Ikterus

Prinsip umum tata laksana hiperbilirubinemia adalah berdasarkan etiologi, yaitu sebagai berikut.
  • Semua obat atau faktor yang mengganggu metabolisme bilirubin, ikatan bilirubin dengan albumin, atau integritas sawar darah-otak harus dieliminasi.
  • Bayi dengan breast-milk jaundice yang terindikasi menjalani terapi sinar (lihar Diagram 1) dianjurkan menjalani terapi sinar dan ASI dihentikan selam 48 jam. Selama penghentian ASI, bayi diberikan susu formula dan ibu tetap memompa ASI untuk menjaga kesinambungan produksi ASI.
  • Bayi dengan breastfeeeding jaundice harus diberikan diet dengan volume dan kalori yang cukup untuk mengurangi sirkulasi enterohepatik.
  • Bayi dengan hipotiroid harus mendapat substitusi hormon sesuai protokol.
  • Bayi dengan penyakit hemolitik

    1. Pada penyakit Rhesus, lakukan terapi sinar segera. Transfusi tukar dilakukan bila kadar bilirubin total diprediksi mencapai 20 mg/dL.
    2. Pada inkompatibilitas ABO, lakukan terapi sinar bila kadar bilirubin total >10 mg/dl pada usia 12 jam, >12 mg/dL pada usia 18 jam, 14 mg/dL pada usia 24 jam, dan 15 mg/dL pada usia berapapun. Bila bilirubin mencapai 20 mg/dL, lakukan transfusi tukar.

Panduan untuk terapi sinar dan transfusi tukar untuk bayi dengan usia gestasi ≥ 35 minggu mengacu pada diagram yang diajukan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) tahun 2004 (lihat Diagram 1 dan 2).

Panduan untuk terapi sinar dan transfusi tukar untuk bayi
Panduan untuk terapi sinar dan transfusi tukar untuk bayi dengan usia gestasi ≥35 minggu. sumber: modifikasi AAP

Sumber tulisan

Baca juga:

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter